Wahyuning Ndraha dan Adi Hermawan mewakili Wadah Foundation mengikuti kegiatan the International Convention of Asia Scholars (ICAS) pada Minggu (28/7/2024 hingga Kamis (1/8/2024) di Universitas Airlangga, Surabaya. Konferensi ini mengusung tema “Crossways of Knowledge” diadakan oleh International Institute for Asian Studies. Tema ini menekankan pertukaran pengetahuan yang melintasi batas-batas disiplin akademik, sektor pengetahuan, dan wilayah geografis serta pelaku yang tidak hanya sebagai peneliti atau cendekiawan namun juga pelaksana sehingga terfasilitasi antara dunia penelitian dengan realitas di lapangan.
ICAS yang telah dilaksanakan sejak 1998 adalah sebuah konferensi bertaraf international yang bertujuan untuk menggabungkan akademisi dan masyarakat dalam pertukaran pengetahuan yang lebih luas mengenai issue yang berkaitan dengan Asia dan sekitarnya. Konferensi ini menampilkan berbagai sesi, termasuk presentasi akademik, diskusi panel, dan kegiatan budaya.
Keikutsertaan Wadah Foundation tak lepas dari dorongan Pengurus Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD), yang memperkenalkan ICAS kepada Pengurus Wadah. Walaupun perwakilan Wadah yang hadir adalah bukan peneliti atau cendekiawan, namun kehadiran mereka akan menambah pengetahuan dan jejaring Wadah dalam menjalankan pelayanan di Masyarakat. Yayasan Arsari Djojohadukusumo adalah salah satu sponsor konferensi festival ini.
Selama mengikuti ICAS ke 13, perwakilan Wadah Foundation juga berkolaborasi dengan perwakilan dari YAD, terlibat aktif dalam berbagai kegiatan, mulai dari aktif bertanya saat kegiatan workshop, diskusi panel, hingga pameran juga mendiskusikan materi di akhir hari kegiatan. Presentasi dari berbagai peneliti dunia memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang tren terbaru pelayanan di berbagai bidang keahlian seperti penggunaan tools, pendekatan, metode, penanganan sampah, budaya, Kesehatan, dan community engagement khususnya di wilayah Asia.
Bagi penulis selaku salah satu peserta, salah satu momen yang paling berkesan adalah saat adanya diskusi dengan Paul Rabe sebagai peneliti dari International Institute for Asian Studies (IIAS) bertema “Rethinking Community- engaged Approach’s”. Terdapat diskusi panel tentang cara, metode, dan tools yang ideal digunakan dalam memanajemen komunitas. Penulis juga mendapatkan pengetahuan baru yaitu Community Engagement Architecture Pendekatan ini tidak hanya menghasilkan bangunan yang lebih fungsional dan estetis, tetapi juga memberdayakan komunitas dengan memberikan mereka peran aktif dalam membentuk lingkungan mereka sendiri. Community engagement sendiri adalah adalah sebuah proses bekerja bersama masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai subjek dan bukan hanya objek belaka, masyarakat perlu terlibat dalam proses. Karena, pada dasarnya masyarakat adalah pihak yang lebih mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan apa yang perlu mereka lakukan. Diskusi panel ini menjadi penyambung benang merah antara teori dengan praktik yang dilakukan oleh Wadah Foundation dalam Community Engagement.
Secara praktek, Wadah telah menjalankan beberapa peran untuk memberdayakan masyarakat. Tidak hanya menjadi fasilitator, Wadah juga melakukan transformasi personal (make social change), dan bertindak pula sebagai katalisator serta meningkatkan resiliensi yang berkelanjutan sehingga membantu terjadinya perubahan melalui berbagai program pemberdayaan yang berdampak positif pada peningkatan kualitas hidup masyarakat yang didampingi.
Partisipasi dalam kegiatan ICAS ke-13 memberikan dampak yang signifikan terhadap postur dan eksposur karyawan Wadah Foundation dan YAD. Mendukung karyawan dapat bekerja secara professional melalui teori terbaru dari peneliti ternama, dan menambah pengetahuan karyawan dalam mengadopsi dan mengimplementasikan teori di lapangan. Konferensi yang diikuti oleh para peneliti dan penggiat Pendidikan dari berbagai belahan dunia ini menggunakan Bahasa Inggris sehingga membuat peserta perwakilan dari Wadah terasah keterampilan Bahasa Inggrisnya.
Author: Wahyuning Dwi Ndraha
Editor: Paula Stela Nova Landowero