Masalah stunting adalah salah satu tantangan Kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, termasuk di Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak-anak, tetapi juga perkembangan kognitif yang pada akhirnya berdampak pada potensi produktivitas di masa depan. Berdasarkan data hasil intervensi penanganan stunting pada Juni 2024, tercatat sekitar 21 persen atau 2 juta balita yang teridentifikasi stunting, dan 1 diantara balita tersebut adalah bayi “M”.
Kasus Bayi “M” di RPTRA Rusun Benhil
Bayi “M” diketahui mengalami stunting oleh pengeloa RPTRA Rusun Benhil dalam kegiatan Posyandu bulanan. Pemerintah Kelurahan Bendungan Hilir segera merujuk bayi “M” ke Puskesmas Tanah Abang untuk pemeriksaan lanjutan. Dan memang benar bahwa bayi “M” terdiagnosis stunting. Selain stunting, hasilnya menunjukkan bayi “M” mengalami kekurangan gizi kronis, gagal ginjal, dan hernia yang membutuhkan intervensi segera.


Wadah Foundation dalam Kolaborasi
Kolaborasi lintas instansi menjadi sangat penting dalam penanganan masalah ini karena stunting adalah isu yang kompleks dan multidimensional, yang memerlukan pendekatan holistik dan terkoordinasi dari berbagai pihak. Instansi yang terlibat dalam kolaborasi ini adalah Puskesmas Tanah Abang, Rumah Sakit, Pemerintah Kelurahan Bendungan Hilir, Dinas Kesehatan, dan Wadah Foundation.
Bayi “M” memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan BPJS, namun terdapat kebutuhan pemenuhan nutrisi dan kebutuhan dasar yaitu susu, pakaian, dan popok yang tidak dapat didukung oleh program BPJS. Melalui dukungan dari mitra Wadah, yaitu Stefan Loho dan Give2Asia, Wadah membantu orang tua bayi “M” untuk membeli kebutuhan dasar. Kondisi kesehatan bayi “M” juga mendorong, RPTRA Rusun Benhil, Pemerintah Kelurahan Bendungan Hilir dan Dinas Kesehatan mengkoordinasikan kebijakan dan sumber daya dalam mendampingi keluarga, termasuk memberikan makanan tambahan secara gratis, dan pengetahuan tentang kesehatan kepada orang tua bayi “M”.
Pemantauan berkala perkembangan bayi “M” dilakukan secara berkala untuk mengevaluasi kemajuan, membagi tugas, dan memaksimalkan peran masing-masing. Dwi Septiani, mewakili Wadah Foundation memegang peran kunci dalam memfasilitasi komunikasi antara semua pihak yang terlibat.


Tantangan Keluarga dan Solusi Lanjutan
Dalam proses pendampingan kepada bayi “M”, teridentifikasi masalah lain di keluarga bayi “M” yaitu Ibunya didiagnosis mengidap kecemasan dan mendekati ODMK (Orang Dengan Masalah Kejiwaan) sehingga dirujuk ke RSUD Tanah Abang untuk mendapat perawatan yang lebih tepat. Kakak bayi “M”, yang berinisial “B” mengalami hidrosefalus yang menyebabkan telat berbicara dan berpikir sehingga, tidak bisa bersekolah di Sekolah Umum melainkan di Sekolah Luar Biasa (SLB). Wadah Foundation memfasilitasi kemitraan bersama instansi lainnya agar Ibu bayi “M” dan “B” memperoleh perawatan dan penanganan yang tepat.
Selama kurang lebih 5 (lima) bulan pendampingan, kondisi bayi “M” menunjukkan perbaikan dan pertumbuhan fisik dan status gizi cukup, ibunda bayi “M” mendapat layanan kesehatan jiwa di Rumah Sakit, dan kakaknya, “B” mendapat layanan Pendidikan di SLB Negeri 3 Jakarta. Tidak hanya Ibu dan kedua anak, pendampingan juga menyasar kepada ayah bayi “M” yang diberdayakan oleh Pemerintah Kelurahan Bendungan Hilir dengan diberikan kesempatan untuk bekerja. Selain itu dampak dari program ini juga dirasakan oleh tetangga yang mendapat pesanan makanan bergizi siap saji kepada bayi “M” yang menambah penghasilan. Sesuai hasil evaluasi yang dilakukan, telah menunjukkan bahwa kolaborasi ini berhasil dalam mengatasi masalah stunting sekaligus masalah lain yang dialami oleh keluarga bayi “M”.


Hasil Positif dari Kolaborasi
Kolaborasi lintas instansi yang melibatkan Puskesmas, RPTRA, Wadah Foundation, dan pemerintah setempat telah berhasil mengubah hidup bayi 'M' dan keluarganya. Peningkatan pengetahuan masyarakat dan akses terhadap layanan kesehatan menjadi bukti nyata keberhasilan program ini. Namun, pendampingan kepada keluarga bayi M belum selesai. Mari bersama-sama kita tingkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting. Setiap individu dapat berkontribusi, mulai dari memberikan makanan bergizi kepada anak, menjaga kebersihan lingkungan, hingga mendukung program-program pemerintah. Dengan semangat kolaborasi, kita yakin Indonesia dapat mewujudkan generasi emas yang sehat dan cerdas.
Author: Wahyuning Dwi Ndraha
Editor: Paula Stela Nova Landowero