Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Yayasan Wadah Titian Harapan tahun 2024, berhasil menyatukan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya memperkuat program-program pemberdayaan masyarakat. Acara yang berlangsung selama tiga hari ini, dari tanggal 4 hingga 6 November 2024 di Hotel Ayana, Jakarta, menjadi ajang evaluasi kinerja, berbagi best practices, dan merumuskan strategi baru untuk mencapai tujuan organisasi. Salah satu fokus utama Rakernas adalah memperkuat kemitraan dengan berbagai pihak dan meningkatkan kapasitas pendamping di lapangan untuk mencapai dampak yang lebih besar.

Rakernas juga mengundang perwakilan komunitas yang telah mendapatkan dukungan dari lembaga sehingga dapat bertumbuh menjadi pribadi yang berdaya dan bermartabat. Mereka merupakan para pemimpin dan agen penggerak di komunitasnya yaitu dari Ambon, Ternate, Atambua, Kupang, Sikka, Yogyakarta, Gunung Kidul, Sleman, Bandung Barat, Kabupaten Bandung dan Jakarta.
Dalam sambutannya saat membuka Rakernas, Ibu Anie Hashim Djojohadikusumo menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan cita-cita bersama. Beliau menyampaikan harapan agar seluruh anggota Wadah dapat menjadi individu yang kredibel, akuntabel, responsif, dan dapat diandalkan di masyarakat.

Rakernas dilanjutkan dengan sesi berbagi pengalaman dari perwakilan Rumah Wadah Daerah. Dimulai dari Yogya, Siprianus Nahak, alias Ipy, dilanjutkan dari Rumah Wadah Kupang, oleh Rita Wadu menyampaikan bahwa dukungan yang didapatkan dari Wadah memberi ruang dalam merubah cara berpikir serta cara pandang sehingga membantu mereka dalam memberikan pendampingan kepada masyarakat. Mewakili Rumah Wadah Ambon, Khadijah Watihelu akrab dipanggil Ija menyebutkan, bahwa cara kerja Wadah Universal Education Initiative meningkatkan kapasitas perempuan dan remaja untuk menjadi penggerak di lingkungan masing-masing. Dari Rumah Wadah Sikka, diwakili oleh Petronela Lele, alias Nela, ia bercerita bahwa pendampingan dilakukan kepada ibu-ibu melalui kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP) yang diawali secara organik mengalami pertumbuhan mulai dari jumlah anggota maupun usaha anggota yang dapat memberi nilai tambah pendapatan ekonomi rumah tangga.

Agenda rakernas yang padat, namun tetap menarik minat peserta yang antusias mengikuti sesi “Kisah Sukses Menjadi Mandiri” yang menghadirkan Uswatun Khasanah (Atun) dari Bantul, seorang guru tari di 11 sekolah mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Dasar, dan Yusman Tuhulele dari Ambon, yang menceritakan proses penempaan diri oleh Wadah yang membuat Yusman mampu mengaktualisasikan diri sebagai dosen.
Lili Bouk, Bu Fatima Luan dari Atambua; sepasang suami istri, Juni dan mbak Win dari Gunung Kidul dan Ibu Tini Malan juga berbagi tips dalam membangun kemandirian. Perlu mengenali diri sendiri, meningkatkan keterampilan, mengembangkan rasa empati, mengatur waktu, berani mengambil inisiatif, membangun jaringan, fokus pada pelayanan, mendengarkan dan memberi umpan balik, berpikir kreatif dan menetapkan tujuan pribadi menjadi tips berharga bagi peserta yang hadir.


Pada akhir Rakernas, dihasilkan rencana kerja yang akan menjadi panduan untuk satu tahun ke depan. Rencana kerja ini tidak hanya berisi target-target yang harus dicapai, tetapi juga strategi untuk mewujudkannya. Sebagai tindak lanjut untuk program kerja tahun 2025, Wadah Foundation tetap pada komitmennya dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan, namun perlu dilakukan penyesuaian dalam cara pelayanan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat. Begitu pun juga dalam tata kelola, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Wadah, Paula S. Landowero menyampaikan bahwa Wadah mengambil peran sebagai fasilitator dengan 3 dukungan yaitu, emosional, fasilitas dan kesempatan. Pembagian peran antara Wadah, masyarakat dan mitra kerja penting dipahami di awal sebelum sebuah program dilaksanakan sehingga pada akhirnya masyarakat lah yang akan penjadi pelaku utama pemberdayaan.

Rakernas juga diisi oleh ibu Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, salah satu Pembina Wadah, dengan memberi sesi mengenai kemandirian. Beliau menekankan bahwa kemandirian bukan hanya tentang tidak bergantung pada orang lain, tetapi juga tentang memiliki kesadaran diri dan kemampuan untuk mengambil keputusan. Karena itu penting bahwa syarat untuk menjadi mandiri, seseorang harus merasa cukup atas kemampuan yang dimiliki, mampu kenali diri sendiri, hingga pada akhirnya kemandirian berfikir dan kemandirian karakter, menjadi hal yang mutlak.

Rakernas diakhiri dengan sesi sosialisi dari Koperasi Konsumen Wadah Titian Harapan (KKWTH) yang disampaikan oleh ketua pengurus, bu Lilik Juniarti. Dalam presentasinya bu Lilik mengingatkan kembali peran peserta Rakernas yang sebagian besar adalah juga anggota pendiri Koperasi, agar berperan aktif sebagai anggota yang memberdayakan dan mensejahterakan diri melalui Koperasi.


Tak terasa rakernas yang berjalan selama 3 hari berakhir. Dengan penuh semangat, peserta rakernas kembali ke daerahnya masing-masing dengan sebuah harapan dan semangat baru untuk menyongsong 2025. Seluruh rangkaian Rakernas ditutup oleh Sekjen Wadah Foundation, dengan mengingatkan apa yang sudah dibicarakan di rakernas selama 3 hari dapat memberi pencerahan, kekuatan dan semangat baru untuk mewujudkan semua rencana dengan langkah-langkah yang strategis.
Author: Robby Reppa
Editor: Paula Stela Nova Landowero