+62 21 5799 2162

Kisah Ibu Eka, di Program Makan Bergizi Gratis

Eka dan Ayam Bulgogi, Pengetahuan Baru, Keterampilan Baru

Eka Lia Sari, yang biasa dipanggil Eka, ibu rumah tangga asal komunitas Kampung Beting, sejak Februari 2025, bergabung dalam program makan bergizi gratis di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kampung Beting yang berada di bawah naungan Yayasan Wadah Titian Harapan. Pengelola Dapur Gizi, Ricardo Hutahaean, yang juga Ketua Rukun Warga (RW) Kampung Beting, tidak lupa mengikutsertakan warganya dalam program ini, termasuk Eka yang berperan sebagai Koordinator Tim Masak.

*Tim dari Yayasan Wadah Titian Harapan bersama Ibu Eka di Kampung Beting, Jakarta Utara

Belajar Masak Melalui Youtube

Sebelumnya, Eka diajak Ricardo belajar di SPPG Bonjong Koneng, Bogor. Sekilas berbagai kegiatan memasak di SPPG ini tampak mudah. Namun ketika dijalankan, ternyata tidak semudah yang dikira. Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi Eka. Sebagai ibu rumah tangga dia terbiasa menggunakan peralatan memasak yang umumnya digunakan di rumah tangga. Untuk itu Eka harus belajar dan membiasakan diri menggunakan peralatan memasak yang sama sekali baru dan lebih khusus, berupa rice steamer (alat pengukus nasi) dan kompor gas tekanan tinggi.

Menu masakan seperti ayam bulgogi merupakan hidangan yang juga sangat baru buat Eka. Ia belum pernah mengenal atau memasak makanan tersebut sebelumnya, bahkan nama bulgogi itu pun baru ia kenal saat bekerja di dapur gizi tersebut. Namun, berkat ketekunan dan semangatnya yang kuat untuk terus belajar, Eka berhasil mengatasi berbagai hambatan tersebut. Sebagai Koordinator Tim Masak, Eka mendapat pengalaman luar biasa dengan mempelajari menu baru yang lebih bervariasi. Ia pun terus mengasah keterampilannya dalam mengolah makanan dengan belajar melalui YouTube, yang akhirnya membantunya menjalankan tugas dengan baik.

Pengetahuan dan Keterampilan dari Dapur Gizi

Program ini secara tidak langsung memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan baru bagi Eka. Untuk itu ia aktif mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Suku Dinas Kesehatan Kecamatan Koja, Jakarta Utara, yang mencakup berbagai aspek penting seperti: kesehatan perorangan, kebijakan keamanan pangan, penyakit akibat makanan (foodborne disease) terbaru, pengelolaan bahan pencemar makanan, pencucian peralatan dapur, dan pemeliharaan kebersihan lingkungan. Ilmu yang diperoleh dari Dapur Gizi pun bisa diterapkan di rumah, termasuk pengetahuan tentang komposisi makanan bergizi, yang terdiri dari nasi, sayur, lauk, serta variasi menu dan kebersihannya.

*Kegiatan Ibu Eka di Dapur Gizi sebagai Koordinator Tim Masak

Dampak Positif bagi Ekonomi Keluarga

Selain mendapatkan pengetahuan baru, bekerja di Dapur Gizi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi keluarga. Penghasilan yang diperoleh secara rutin membantu menopang kehidupan sehari-hari. Lebih dari itu, Eka bisa menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membantu orang tuanya, sesuatu yang sebelumnya belum pernah ia lakukan. Hal ini menjadi sumber kebahagiaan tersendiri baginya.

Eka berharap pekerjaannya di Dapur Gizi akan memberikan manfaat jangka panjang. Salah satu impian besarnya adalah memiliki rumah sendiri, karena saat ini ia masih tinggal di rumah kontrakan. Dengan kerja keras dan ketekunan, ia optimis dapat mewujudkan impian tersebut di masa depan.

Author: Sisilia Marieta
Editor: Zul Herman

Comment