Boston, 26 April – 1 Mei 2025 Jameel Community, asal Arab Saudi dan Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat pada tahun 2017 mendirikan Jameel World Education Lab (J-WEL MIT) sebagai titik penghubung, portal, dan laboratorium untuk menemukan ide-ide baru. Setiap tahun, Laboratorium Pendidikan ini menyelenggarakan 2 kali lokakarya yang diberi nama J-WEL Week melibatkan para anggotanya yang terdiri dari berbagai lembaga pendidikan tinggi, organisasi berbasis komunitas, LSM dan organisasi lainnya di belasan negara di dunia, termasuk Indonesia.
Tahun 2025 J-WEL MIT kembali menyelenggarakan J-WEL Week, dengan tema “Fostering Campus Innovation Pipeline” atau membangun jalur inovasi kampus. Kegiatan tahunan yang diselenggarakan selama 4 hari dari 28 April-1 Mei 2025 di kampus MIT, dihadiri 23 peserta dari Yunani, Latvia, Brazil, Afrika Selatan, Meksiko, Peru dan Indonesia. Peserta J-WEL Week kali ini tidak seramai tahun sebelumnya, mungkin karena terjadinya efisiensi ekonomi global.
Yayasan Wadah Titian Harapan (Wadah) yang merupakan salah satu anggota afiliasi J-WEL MIT, diundang berpartisipasi dalam kegiatan J-WEL Week 2025, mengusung misi mendalami "Fostering Campus Innovation Pipeline". Tim Wadah yang terdiri dari Paula Stela Nova L, Indra Djojohadikusumo, dan Vanessa Oetomo, bergabung dengan 20 peserta internasional lainnya dalam sebuah lokakarya intensif. Kegiatan tahunan J-WEL MIT 2025 ini menjadi kesempatan berharga bagi Wadah untuk mempelajari praktik terbaik inovasi pendidikan dari salah satu institusi terkemuka dunia.
Selama empat hari, Paula, Indra, dan Vanessa terlibat aktif dalam berbagai sesi yang dirancang khusus untuk anggota J-WEL MIT, membahas bagaimana sebuah institusi dapat membangun ekosistem inovasi yang berkelanjutan.

*Para peserta J-Wel Week 2025
Proses Belajar yang Interaktif
Lokakarya diawali dengan pemetaan program menggunakan framework (kerangka kerja) jaringan kereta api bawah tanah di Amerika. Tim Wadah yang masuk dalam kelompok bersama peserta dari Yunani, menganalisis tiga program utama yang dilakukan Wadah, yaitu pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi. Dari metode ini Tim Wadah menemukan banyak keterkaitan dalam program yang lebih komprehensif dan terstruktur. Vanesa, salah satu anggota tim Wadah, mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut dapat membantu dalam melihat program Wadah sebagai satu kesatuan yang saling mendukung.
Kemudian, sesi berikutnya berupa paparan penggunaan fishbone diagram untuk menganalisis tantangan di dunia pendidikan. Fishbone diagram adalah alat manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengorganisir kemungkinan penyebab dari suatu masalah atau efek tertentu. Dari metode ini terungkap bahwa masalah utama sering kali terletak pada pola pikir, daripada sekadar keterbatasan sumber daya. Pelajaran yang didapat dari paparan ini adalah bahwa inovasi itu dimulai dari cara kita memandang suatu masalah.


*Kerangka kerja jaringan kereta api bawah tanah Amerika Serikat & Inovasi Jalur Pipa
Belajar dari Praktik MIT
Kunjungan ke MIT Innovation Lab memberikan wawasan nyata tentang pendekatan interdisipliner. Di sini, mahasiswa dari berbagai jurusan bekerjasama menciptakan solusi untuk masalah-masalah yang riil. Salah satu pandangan yang juga menjadi perhatian, khususnya dari tim Wadah, adalah bagaimana memanfaatkan berbagai inovasi berbasis teknologi canggih tanpa menyebabkan terganggunya interaksi sosial. Indra mengingatkan bahwa Wadah fokus pada pemberdayaan manusia, sehingga teknologi yang dihasilkan dapat meningkatkan kapasitas, baik dari sisi manusia maupun sumber daya lainnya, namun jangan sampai meniadakan peran orang tua dan keluarga inti. Ia juga menyatakan ketertarikannya untuk mendengar lebih banyak tentang penelitian dan hasilnya, karena teknologi yang didemonstrasikan di Lab memperlihatkan adanya peluang untuk memfasilitasi keterlibatan antara orang tua dan anak-anak.
Dalam kesempatan lainnya, diskusi informal dengan profesor MIT juga memberikan perspektif baru. Mereka menekankan bahwa organisasi seperti Wadah memiliki keunggulan dalam fleksibilitas dan kedekatan dengan komunitas. Namun, bagi institusi besar justru sering menjadi kendala, karena terkungkung administrasi dan birokrasi.


*Laboratorium Inovasi MIT memberikan wawasan mendalam tentang pendekatan interdisipliner
Rencana Tindak Lanjut
Kembali dari MIT, tim Wadah membawa sejumlah ide konkret, yaitu menularkan proses pre-assessment kepada staf Wadah melalui lokakarya internal, sehingga program Wadah Universal Education Initiative (WUEI) yang sudah dijalankan dapat ditingkatkan dengan pendekatan interdisipliner.
Tim Wadah sepakat bahwa yang paling berharga dari J-WEL Week bukan hanya teorinya, tapi melihat langsung bagaimana prinsip-prinsip inovasi pendidikan diterapkan dalam praktik. Pengalaman ini memperkuat komitmen Wadah untuk terus berinovasi dalam pendidikan, dengan semangat belajar yang tak pernah berhenti.
Selanjutnya diakui bahwa partisipasi ini memperkaya Wadah dengan pengetahuan, strategi, dan jaringan global, serta memperkuat posisinya sebagai organisasi sosial yang adaptif dan siap menghadapi tantangan masa depan.


*Kegiatan workshop J-Wel Week 2025
Author: Paula Stela Nova Landowero
Editor: Zul Herman