Benedikta Subiyarti, Aktivis PAUD yang Berjuang dalam Senyap

Ada sosok yang bekerja dalam senyap dan memberikan dampak luar biasa di dunia pendidikan anak usia dini (PAUD). Itulah sosok Benedikta Subiyarti, atau yang akrab disapa Ibu Yarti, salah satu pejuang PAUD yang namanya tak banyak dikenal, tetapi kiprahnya mampu mengubah wajah PAUD di wilayah Cibodas dan Sunten Jaya, Kecamatan Lembang, Bandung yang tadinya biasa saja menjadi PAUD berprestasi dan diakui.

*Aktivitas Ibu Subiyarti bersama Anak-anak PAUD, Cibodas, Jawa Barat

Mulanya hanya administrasi PAUD

Kiprah Ibu Yarti di dunia PAUD dimulai bukan sebagai pengajar, melainkan sebagai tenaga administrasi di PAUD Kartini Cibodas pada tahun 2018. Kala itu, PAUD ini sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi proses akreditasi dan membutuhkan tenaga tambahan. Tanpa ragu, Ibu Yarti melangkah masuk, membantu sekuat tenaga agar lembaga ini dapat meraih penilaian yang baik. Berkat kerja kerasnya bersama tim, pada bulan September 2019, PAUD Kartini Cibodas berhasil memperoleh akreditasi dengan nilai B.

Korwil PAUD di dua desa

Tak berhenti sampai di situ, dedikasi dan keaktifannya membuat Ibu Yarti semakin dalam terlibat di dunia PAUD. Ia pun dipercaya sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) untuk dua desa, yakni Cibodas dan Sunten Jaya, di bawah naungan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI). Peran ini bukan hanya tentang koordinasi, tetapi juga tentang pendampingan langsung 10 PAUD di wilayah tersebut.

Demi meningkatkan mutu pendidikan, Ibu Yarti rajin mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan Dinas Pendidikan setempat. Ilmu yang didapatnya tak ia simpan sendiri, melainkan ia bagikan kepada para pendidik PAUD lainnya. Buah dari kegigihannya mulai tampak. Kini, lima PAUD sukses meraih akreditasi B, empat lainnya dengan akreditasi C, dan satu PAUD sedang didorong agar segera mendapatkan izin operasional.

Perlu meningkatkan kapasitas guru PAUD

Satu hal yang menjadi dorongan utama bagi Ibu Yarti dalam mendampingi PAUD adalah keprihatinannya terhadap kondisi para guru PAUD yang sebagian besar hanya lulusan SMP. Namun, keterbatasan pendidikan formal tak menyurutkan semangat mereka dalam mengajar. Inilah yang membuat Ibu Yarti semakin gigih memberikan bimbingan dan pendampingan, serta mendorong peningkatan kapasitas mereka agar kualitas pendidikan PAUD di wilayah itu bisa lebih meningkat lagi.

Modal utama, ketulusan hati dan kerja keras

Kini, peran Ibu Yarti semakin meluas. Selain sebagai Korwil HIMPAUDI, ia juga menjabat sebagai Kepala Bidang Diklat dan Pengembangan. Posisi ini membawanya semakin jauh terlibat di dunia pendidikan anak usia dini. Sering sekali ia diundang menjadi narasumber, terutama dalam kegiatan dengan tema parenting di lembaga-lembaga PAUD dampingan HIMPAUDI Kecamatan Lembang.

Perjalanan Ibu Yarti mengajarkan bahwa dedikasi, khususnya di dunia pendidikan anak usia dini, tidak selalu harus dimulai dengan memiliki gelar akademik yang tinggi, tetapi bisa dari ketulusan hati dan kerja keras yang tanpa henti. Ia adalah bukti nyata bahwa dengan modal ketulusan hati, kerja keras dan tekad belajar tanpa henti, satu individu bisa membawa perubahan besar bagi masa depan generasi penerus bangsa.

*Kegiatan Ibu Subiyarti bersama Himpunan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI)

Author: Dwi Septiani
Editor: Zul Herman

Comment