Nartukiyo adalah Koordinator Pusat Kegiatan Masyarakat Wadah (PKMW) Mutiara Abadi, di Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Sehari-hari ia bekerja sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman. Karena jiwa sosialnya yang tinggi, Nartukiyo mendedikasikan dirinya dan terlibat aktif bersama Wadah Foundation mendampingi masyarakat Umbulharjo.
Komunitas Mutiara Abadi terletak di lereng gunung Merapi, sebuah gunung api yang masih aktif. Pada tahun 2006 Desa Umbulharjo pernah menjadi desa mati, karena ditinggalkan oleh warganya yang mengungsi akibat meletusnya Gunung Merapi. Bencana itu menimbulkan trauma yang dalam bagi warga yang terkena abu vulkanik dari Gunung Merapi. Pada tahun 2006 itu pula Nartukiyo membentuk komunitas Mutiara Abadi yang bekerjasama dengan SOS Children Village untuk membantu anak-anak usia sekolah yang terdampak erupsi gunung Merapi.
Tahun 2008 Nartukiyo berjumpa dengan Ibu Anie Djojohadikusumo dari Wadah Foundation, yang memiliki kepedulian bersama dalam membentuk masyarakat yang berdaya dan bermartabat. Dalam pertemuan inilah gagasan pembentukan Pusat Kegiatan Masyarakat Wadah (PKMW) Mutiara Abadi di desa Umbulharjo disepakati. Kegiatan masyarakat di PKMW Mutiara Abadi diawali dengan memberikan pendampingan kepada anak dan keluarga yang terkena dampak bencana Merapi melalui trauma healing dan pengetahuan tentang tanda kebencanaan. Perlahan masyarakat dilatih untuk membangun kemandirian anak dan keluarga dalam bidang pemulihan ekonomi produktif. Pelayanan dan dampingan semakin berkembang melalui kegiatan pendampingan belajar bagi remaja, pengembangan seni melalui sanggar tari dan pencak silat, pendidikan keagamaan dengan taman pendidikan Al-Quran (TPQ), serta pengembangan sektor pertanian. Inisiatif ini memberikan kontribusi besar dalam membimbing dan membentuk karakter generasi muda serta meningkatkan pengetahuan agama dan keterampilan seni tradisional.
Bersamaan dengan keadaan komunitas yang semakin pulih dari trauma dan melihat potensi Umbulharjo yang besar, Nartukiyo memunculkan ide untuk mengubah daerah yang tadinya mati menjadi destinasi wisata yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
Inisiatifnya membuahkan hasil dengan lahirnya Jeep Lava Tour dan Umbulharjo Explore yang merupakan sebuah atraksi wisata yang melintasi aliran lava lereng gunung Merapi dengan menggunakan Jeep dan Sedan Open Cup Era 70-an. Inisiatif yang cemerlang ini membuka peluang bagi masyarakat setempat untuk berjualan, menyediakan sarana toilet, dan menyediakan sajian kuliner bagi pengunjung, sehingga menciptakan sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat. Nartukiyo memastikan bahwa melalui inisiatif ini, manfaat ekonomi benar-benar dirasakan oleh seluruh masyarakat di kampung halamannya, Umbulharjo.
Nartukiyo juga memiliki komitmen yang tinggi untuk membangun sinergi dan kemitraan yang kuat antar masyarakat, pemerintah, dan Organisasi Non Pemerintah. Salah satu wujudnya adalah membangun desa wisata Umbulharjo, Sleman Yogyakarta.
Nartukiyo memimpin komunitasnya dengan teladan, mendorong pemberdayaan ekonomi lokal, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat. Saat ini Komunitas Mutiara Abadi mengalami perkembangan yang signifikan. Perlahan masyarakat mencapai kemandirian dan keberdayaannya. Ide yang berasal dari seorang Nartukiyo, telah membawa orang lain untuk berdaya. Anak-anak yang dulunya dibina selama 15 tahun melalui sanggar, pendampingan belajar dan agama telah menjadi pribadi yang berkarakter dan hidup dengan jiwa sosial yang tinggi dan bersemangat melayani orang lain baik di lingkungan pekerjaan maupun tempat tinggal masing-masing. Sebut saja Dwi Yuan, Suhandani, Mike dan Jenius . Mereka ada sebagian dari didikan dan bimbingan Nartukiyo yang berhasil dalam sekolah dan pekerjaan, hingga akhirnya mengabdikan dirinya untuk masyarakat.
Nartukiyo adalah contoh nyata sosok penggerak yang memiliki gagasan dan kepedulian kepada masyarakat dengan meningkatkan taraf ekonomi di kampung halamannya. Melalui tekad dan semangat dalam menghadapi tantangan, Nartukiyo menunjukkan bahwa dirinya telah berdaya dan bermartabat. Nartukiyo membuktikan bahwa dengan menggandeng masyarakat dan membangun kolaborasi yang kuat, komunitasnya mampu menciptakan perubahan nyata dalam meningkatkan kesejahteraan bersama.
“Sebelum menghidupi orang lain, diri sendiri harus hidup.” Ini adalah kalimat yang terlontar dari seorang Nartukiyo, yang tekun mendorong masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya agar berdaya sehingga mampu memberi dampak bagi orang lain.
Author: Wahyuning Dwi Ndraha
Editor: Yan Ghewa